19 Oktober 2009

19 Oktober 2009

Aku punya cerita. Terilhami dari Romannya “Surat-surat Cinta untuk May Ziadah” (Kahlil Gibran). Menggambarkan kedalaman “Kata suci” terpendam.

Kini aku baru mengerti, relatif (tidak pandang waktu atau usia). Mungkinkah ini sebuah perubahan siklus jiwa yang labil?

Aku yakin, perasaan lain ini datang dari Tuhan. Aku tak ‘kan bisa melupakan kronologis masa lalu. Hingga akhirnya muncul kembali. Mungkinkah ini anugerah? Mungkinkah ini ujian bagiku. Adakah jawaban untukku? (Curahan hati ini tolong diarykan diagendamu!)

“Kata suci” yang hakiki bukanlah sekedar khayalan, namun penuh kenyataan. Dia tak ‘kan lapuk dimakan usia dan waktu. Dulu pernah muncul ke permukaan. Kini hadir kembali dengan fitrahnya. Itulah “kata suci/cinta” yang sejati.

Sejak inilah aku mendambakan kebahagiaan yang diidam-idamkan.

Dulu, dua insan yang pernah bertemu di ladang bunga yang penuh cinta. Kini hadir di balik jeruji penjara asmara menanti kebebasan hukuman cinta dan rindu.

Tolong sambutlah salamku ini. Mohon restuilah permintaanku. Mohon sekali lagi. Aku tak kuat menahan rindu dendam ini.

Tolong.... tolong sampaikan wahai petang yang hening! Mohon tulis kata-kataku ini di diariumnya.

“Sejak waktu dan tempat yang Allah tentukan. Karena memang semua Allah-lah yang memastikan (jangan ragu). Aku menjadi kasmaran. Sampai saat ini, atau sampai kapan pun pasti gelisah tak menentu. Aku ingin sekali penawar racun ini. Adakah obat untukku?

Wahai My Diary... tolong sampaikan salam rinduku untuknya. Aku berharap Jangan ada salah, bahkan jangan ada kesalahpahaman di antara kita.
Aku titip pesan, “Kita bukan lagi anak-anak, Aku tidak sendiri dan mungkin kau sudah jadi milik orang lain. Tapi ingat! cinta, tetap cinta. Dan cinta boleh tak selamanya harus saling memiliki. Apapun jurang pemisah membentang di depanku, aku tetap rindu padamu”.

Dengan keadaan gundah gulana, terserah kau bilang apa. Gobloklah, tolollah, atau apalah.... biar aku terima. Asal di hati ini tetap ada rindu untukmu.

Aku baru sadar.....
(Bukan karena di Lembahputri itu)
“Cinta tak kenal kasta, sayang tak kenal usia atau zaman”.

Bersambung.........................



0 komentar:

Posting Komentar

Dengan senang hati, komentarlah di sini!

 
© Copyright by My Diary  |  Template by Blogspot tutorial